Regangan ruang adalah besarnya regangan pada struktur
senyawa kimia berbentuk siklik untuk menunjukkan seberapa besarnya regangan
ruang dari cicin siklik tersebut. Dimana tabel data mengenai regangan ruang
dapat dilihat pada tabel berikut :
Regangan
Ruang muncul pada tahun 1885 seorang ahli kimia jerman, Adolf Von Baeyer
mangemukakan senyawa-senyawa siklik membentuk cincin-cincin datar. Menurut
Baeyer semua senyawa siklik (kecuali siklopetana) mengalami regangan karena
terjadinya penyimpangan dari sudut ikatan tetrahedal. Makin besar penyimpangan
dari sudut iaktan tetrahedalmakin besar ragangannya, yang berakibat makin
reaktif pula. Akibatnya sikli propana yang mempunyai sudut ikatan 60 dan siklo
butana 90 lebih reaktif dari pada propana dan butana. Menurut baeyer siklo
prapana adalah sistem yang paling stabil karena sudut ikatannya 108, yang
hampir sama dengan sudut tetrahedal dan kemudian reaktifitasnya maningkat lagi
mulai siklo hetsana. Namun teori Baeyer tidak seluruhnya benar, karena
kenyataan bahwa siklo heksana dan cincin yang lebih besar tidak lebih reaktif
dari siklo petana. Siklo heksana ternyata bukan merupakan cincin datar dengan
sudut ikatan 120 melinkan suatu cincin yang agak terlipat dengan sudut ikatan
109, yang berarti hampir sama dengan sudut tetrahedal (Mutirakhela,2013).
Contohnya
:
1.
sikloalkana.
Makin besar penyimpangannya terhadap sudut ikatan
tetrahedral, molekulnya makin regang, dan berakibat molekul tersebut makin
reaktif. Sikoalkana memiliki kereaktifan yang sangat mirip dengan alkana,
kecuali untuk sikloalkana yang sangat kecil – khususnya siklopropana.
2.
Siklopropana
Besarnya harga regangan pada siklopropana tersebut
disebabkan oleh adanya regangan sudut dan regangan sterik. Makin besar penyimpangannya
dari sudut tetrahedral, makin besar pula regangan sudutnya.
Regangan
sudut dan regangan sterik
Jika ditinjau dari segi regangan cincinnya, yang dihitung
berdasarkan harga kalor pembakaran, terbukti bahwa harga regangan total cincin
yang terbesar adalah pada siklopropana, disusul dengan siklobutana, dan
siklopentana. Pada sikloheksana harganya = 0, yang sama dengan harga senyawa
rantai terbuka. Besarnya harga regangan pada siklopropana tersebut disebabkan
oleh adanya regangan sudut dan regangan sterik. Makin besar
penyimpangannya dari sudut tetrahedral, makin besar pula regangan sudutnya.
Cincin
Regangan di Sikloalkana
Kestabilan
(ketidakreaktifan) sikloalkana pada mulanya dijelaskan dengan “teori regangan
baeyer”. Menurutnya, senyawa siklik seperti sikloalkana membentuk cincin –
cincin datar kecuali siklopentana semua senyawa siklik menderita terikan
(tegang karena tidak leluasa), karena sudut ikatan mereka menyimpang dari sudut
tetrahedral 109.5o. Karena sudut cincin yang luar biasa kecil, maka
siklopropana dan siklobutana lebih reaktif daripada alkana rantai terbuka.
Sedangkan siklopentana merupakan sistem cincin yang paling stabil karena sudut
ikatannya paling dekat dengan sudut tetrahedral Siklo heksana ternyata bukan
merupakan cincin datar dengan sudut ikatan 120o melainkan suatu
cincin yang agak terlipat dengan sudut ikatan 109o, yang berarti
hampir sama dengan sudut tetrahedal.
Pada senyawa sikloalkana yang bersifat
alisiklik dikenal 3
macam tegangan :
·
Tegangan sudut
karena sudut dalam lingkar berbeda
109,5o (sudut antara 2 tangan valensi pada atom C)
·
Tegangan
karena ada penolakan antara atom-atom H yang letaknya
berdekatan dan berhadapan
·
Tegangan
karena ada penolakan antara atom-atom C yang letaknya berdekatan dan
berhadapan. Ini tterdapat pada lingkaran besar
Sudut
ikatan CCC di siklopropana (60 o) yang jauh berbeda dari sudut
ikatan ideal 109,5 o . Sudut ikatan ini menyebabkan siklopropana
memiliki strain cincin yang tinggi. Molekul seperti sikloheksana dan
siklopentana, akan memiliki regangan cincin jauh lebih rendah karena sudut
ikatan antara karbon lebih dekat ke 109,5 o.
Konformasi
sikloalkana
Dalam
usaha mengurangi regangan agar diperoleh kestabilan, molekul sikloalkana
mengalami konformasi.
Salah
satu dari konformasi pada sikloheksana dinamakan konformasi kursi, yang
ditandai oleh adanya dua macam orientasi ikatan C-H, yaitu enam buah ikatan C-H
aksial dan enam buah ikatan C-H ekuatorial.
Sumber
:
Arsyad, M.
Natsir,2001,Kamus Lengkap Kimia,Gramedia:Jakarta
Morrison,
R.T. dan Boyd, R. N.,1992,Organic
Chemistry,Sixth
Edition,New
York : Prentice Hal Inc
Mutirakhela.2013.Senyawa Hidrokarbon.(Online). http://zulfamutyrakhela.blogspot.co.id/.
[Diakses pada 12 November 2016]
R.J.Fessenden, J.S. Fessenden/A.
Hadyana Pudjaatmaka,1986,Kimia Organik,
terjemahan dari Organic Chemistry,3rd
Edition,Erlangga:Jakarta
Terima kasih atas pemaparannya,saya mau tanya Besarnya harga regangan pada siklopropana disebabkan oleh apa?
BalasHapusTerimakasih atas penjelasan materi yang diberikan. Namun mohon penjelasannya lagi mengenai perbedaan antara konformasi kursi dan perahu pada sikloalkana ya..
BalasHapusPemaparan yang baik sekali, namun, pada molekul non-siklik,bagaimanakah regangan ruangnya? terima kasih
BalasHapusBaiklah untuk putri permatasari, besarnya harga regangan pada siklopropana tersebut disebabkan oleh adanya regangan sudut dan regangan sterik. Makin besar penyimpangannya dari sudut tetrahedral, makin besar pula regangan sudutnya.
BalasHapusTerimakasih pertanyaan nya untuk saudari syuhada. Salah satu dari konformasi pada siklohekalkana dinamakan konformasi kursi, yang ditandai oleh adanya dua macam orientasi ikatan C-H, yaitu enam buah ikatan C-H aksial dan enam buah ikatan C-H ekuatorial. Dikenal pula adanya konformasi perahu pada sikloalkanaa, yang kestabilannya lebih rendah daripada konformasi kursi. Jika satu atom H pada sikloalkana diganti oleh gugus –CH3 atau gugus lain, maka gugus –CH3/ gugus lain tersebut dapat berposisi aksial/ ekuatorial. Dalam hal ini konformasi yang lebih stabil adalah konformasi dengan gugus –CH3 berposisi ekuatorial.
BalasHapusmateri yang bagus, namun dapatkan anda berikan contoh untuk senyawa non siklik?
BalasHapusBaiklah kepada rezky dan najlia. Pada senyawa non siklik contohnya adalah pada 1,3 butadiena. Dimana atom H pada nomor 1 dan 3 terlalu dekat dan mengalami gaya tolak sterik. Karena gaya tolakan tersebut gugus H akan memposisikan agar sedikit mengalami gaya tolak sterik yaitu dengan memutar posisi. Pada ikatan nomor 2 mempunyai ikatan tunggal sehingga dapat diputar, sehingga struktur akan berubah menjadi trans 1,3 butadiena.
BalasHapusTerima kasih atas pemaparan yg saudara berikan, bisakah anda jelaskan maksud dari orientasi ikatan itu?
BalasHapusIya terimakasih orientasi ikatan itu terjadi interaksi antara ikatan satu dan yang lainnya sehingga molekul atau ikatan tersebut berorientasi dari satu ke yg lainnya
HapusTerima kasih materinya
BalasHapusTerimakasih, materinya sangat bermanfaat:)
BalasHapusNice kak
BalasHapus